Cerita Pendek yang Memberikan Pesan Moral – Cerita Pendek merupakan satu cara untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Cerita juga dapat memberikan kita inspirasi. Di Indonesia sendiri cerita menjadi satu tradisi pada masanya ketika akan tidur. Anak yang akan tidur biasanya diceritakan dongeng hingga tertidur pulas oleh orang tuanya. Cerita juga bisa membuat orang menjadi berubah sikapnya. Banyak orang menjadi baik karena terinspirasi dengan cerita yang sangat menyentuh hatinya, dan kebalikannya juga ada orang yang menjadi jahat karena tertipu dengan cerita yang menarik tetapi menyesatkan. Terlepas dari hal yang negatif, yang perlu kita lakukan adalah memberikan cerita-cerita yang menarik dan penuh pesan kehidupan yang dapat “menampar” kehidupan kita. Banyak sekali cerita yang bisa kita baca dan menjadi satu renungan untuk kehidupan kita, baik itu dalam hal sosial, belajar, bekerja, beribadah, dll. Berikut adalah beberapa cerita yang sangat menginspirasi kita sebagai manusia yang terus berusaha menjadi lebih baik lagi.
1. Cerita Seseorang yang Taat Beribadah
Dikisahkan ada seorang laki-laki tua yang sangat taat kepada Allah SWT. Dia selalu sholat tepat waktu, sunnah diajalankan dan hal-hal yang baik-baik selalu dia kerjakan. Satu hari terjadi bencana banjir yang menerjang kampungnya dan rumahnya pun terendam banjir. Karena kondisi yang mendesak, laki-laki tua itu naik ke atas genteng dan sangat yakin Allah SWT akan menolongnya karena dia merasa selama ini selalu taat dengan perintah Allah SWT.
Ketika banjir masih menerjang rumahnya, ada tim penyelamat datang dengan sampan kecil ingin menolongnya, tetapi laki-laki itu menolak dan mengatakan “Allah SWT akan menyelamatkanku”. Tidak berselang lama kemudian datang lagi tim penyelamat dengan perahu yang lebih besar dan laki-laki tua itu tetap tidak ingin diselamatkan karena dia masih yakin Allah SWT akan menolongnya. Kemudian bantuan yang terakhir datang yaitu helikopter, dan laki-laki tua itu juga tetap tidak mau ditolong karena dia masih sangat yakin jika Allah SWT yang akan langsung menolongnya. Hingga akhirnya air banjir semakin tinggi dan menenggelamkan laki-laki tua itu.
Saat di alam kubur laki-laki tua itu protes kepada Malaikat. “Wahai Malaikat, kenapa Allah tidak menolongku disaat aku sedang dalam bahaya ? padahal aku selalu beribadah kepadaNya” seru laki-laki tua itu. Lalu Malaikat menjawab “Allah sudah menolongmu sebanyak 3x melalui sampan kecil, sampan besar, hingga helikopter, tetapi engkau sendiri yang menolaknya”
Pesan Moral :
Kadang kita sebagai manusia tidak sadar jika Allah sebenarnya sudah menolong kita dalam setiap kesulitan yang kita hadapi, tetapi karena kita “merasa” sudah terlalu taat beribadah dan rasa bersyukur kita kurang, tanpa disadari kita sendiri yang menolak bantuan yang sudah Allah kirimkan untuk kita.
2. Cerita Laila Memecahkan Piring Qais
Suatu desa tempat tinggal Laila ada sebuah rumah yang sedang mengadakan pesta. Pada saat itu Laila bertugas sebagai penjaga hidangan. Singkat cerita proses makan para tamu pun sudah dimulai dengan cara mengantri. Qais pun ikut mengantri untuk mendapatkan makanan. Tiba saat giliran Qais mengambil makanan, Laila tidak memberikan makanan sedikitpun kepada Qais, tetapi Laila malah membanting piring hingga piring tersebut pecah. Melihat kejadian itu, Qais tidak marah, melainkan hanya tersenyum. Lalu para tamu yang lain heran melihat Qais tersenyum dengan kejadian itu, padahal seharusnya Qais merasa malu karena diperlakukan seperti itu oleh Laila. Lalu para tamu yang penasaran bertanya kepada Qais :
“Kenapa engkau tidak marah pada Laila ? tapi malah engkau tetap tersenyum kepada Laila?”
Lalu Qais menjawab :
“Kenapa aku harus marah pada Laila ? kapan saya dipermalukan oleh Laila ? saya tidak merasa dipermalukan oleh Laila, kalian semua salah paham. Laila memecahkan piring itu bukan karena Laila marah padaku, tapi karena Laila ingin aku mengantri ulang, agar kami bisa bertemu dan saling memandang lebih lama, sehingga rindu kami bisa terobati”.
Pesan Moral :
Kalau Allah SWT memberikan kita kesulitan dalam kehidupan, janganlah suudzon, itu sebenarnya karena Allah SWT ingin berlama-lama dekat dengan kita. Kalau doa kita lama tidak dikabulkan, itu karena Allah SWT senang dan rindu mendengarkan suara kita terus. Jadi jangan suudzon dulu kepada Allah SWT, dekati Allah SWT dan cintai Allah SWT dengan rasa cinta, maka kita tidak akan kecewa, tidak akan putus asa, tidak akan mengeluh, karena banyak rahasia dibalik itu. Itulah rahasia cinta Ilahi.
3. Cerita Qais Menaiki Unta
Ada kisah suatu ketika Qais ingin bertemu Laila dengan menaiki unta, tapi sangat disayangkan ternyata untanya baru melahirkan. Qais tetap tidak perduli dengan tetap menunggangi unta tersebut. Karena unta tersebut tidak ingin meninggalkan bayinya, maka unta yang ditunggangi Qais pun tidak mau berjalan. Karena untanya tidak mau berjalan, lalu Qais berkata “sudahlah sebaiknya kita berpisah, karena cinta kita tidak sejalan. Aku mencintai Laila, sedangkan engakau (unta) mencintai bayimu. Akhirnya Qais berlari untuk bisa sampai kerumah Laila. Tapi ditengah jalan Qais tejatuh dan kakinya patah. Tapi Qais tidak putus asa, dia ikat kakinya dan menggelindingkan badannya untuk bisa sampai kerumah Laila.
Pesan Moral :
Jika kita masih terikat dengan dunia, sama seperti unta tadi yang Qais tunggangi tidak mau berjalan, maka kita tidak akan sampai pada yang kita cintai. Kalau masih banyak beban dunia yang kita pikirkan, maka kita tidak akan sampai pada orang yang kita cintai. Maka tinggalkan semua yang menjadi bebanmu di dunia, “berlarilah” dan “menggelindingkan dirilah”, hilangkan putus asa dalam diri untuk bisa sampai kepada yang tercinta (Allah SWT).
4. Cerita Seorang Ayah dan Untanya
Dikisahkan ada seorang ayah membawa anaknya pergi ke suatu kota dengan menunggangi unta yang tidak terlalu besar. Karena unta tidak terlalu besar, akhirnya mereka sepakat untuk menunggangi unta secara bergantian. Di awal perjalanan, sang anak yang pertama menunggangi unta. Di tengah jalan ada masyarakat yang melihat mereka dan mengatakan :
“Sungguh tega sekali anak itu membiarkan ayahnya berjalan, sedangkan dia menaiki unta seorang diri”
Mendengar ucapan itu, maka sang anak merasa durhaka dan menyuruh ayahnya untuk menaiki unta tersebut. Di perjalanan lagi mereka bertemu sekelompok masyarakat dan mereka berkata :
“Sungguh tega sang ayah itu membiarkan anaknya berjalan sendirian, sedangkan ayahnya menunggangi unta”.
Mendengar ucapan itu, akhirnya mereka sepakat untuk menungggangi unta secara bersama-sama. Namun diperjalanan mereka berjumpa dengan sekolompok orang lagi dan mereka berkata :
“Sungguh kejam mereka menunggangi unta yang kecil secara bersama-sama.”
mendengar ucapan itu, mereka akhirnya sepakat untuk tidak menunggangi unta dan berjalan bersama-sama. Namun di tengah perjalanan mereka kembali bertemu dengan sekelompok masyarakat dan mereka berkata :
“Bodoh sekali mereka, mengapa mereka berjalan, padahal ada seekor unta yang bisa digunakan selama menempuh perjalanan”
Pesan Moral :
Dalam menjalani kehidupan, begitulah orang lain. Mereka selalu melihat kita salah. Apapun yang kita lakukan akan selalu salah. Maka, jalani kehidupanmu tanpa mendengarkan ucapan-ucapan yang negatif terhadapmu
Itulah Cerita Pendek yang Memberikan Pesan Moral cerita yang dapat menjadi bahan renungan kita dalam menjalani kehidupan yang terus berputar. Semoga postingan ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.