Biografi Jalaludin Rumi – Kembali lagi dengan postingan terbaru dari web kuliah untuk kamu yang sedang penasaran dengan kisah hidup Jalaludin Rumi. Kali ini saya akan berbagi informasi untuk kamu yang sedang mencari tahu kehidupan Jalaludin Rumi.
Apakah kamu sering mendengar nama Jalaludin Rumi ? Apakah itu melalui film yang sudah anda tonton, materi perkuliahan, cerita dari teman atau dari lainnya ? Lalu apakah anda penasaran dengan Jalaludin Rumi ? Bagi kamu yang mulai penasaran dengan biografi Jalaludin Rumi, pada postingan ini saya akan share ilmu mengenai biografi Rumi. Supaya tidak lama-lama penasarannya, langsung saja berikut adalah Biografi dari Jalaludin Rumi :
Nama : Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri / atau dikenal dengan nama Jalaludin Rumi
Tempat /Tgl Lahir : Balkh (Samarkand) / 6 Rabiul Awal tahun 604 Hijriah, tepatnya tanggal 30 September 1207 Masehi
Nama Ayah : Bahauddin Walad
Meninggal : 18 Desember 1273, Mevlana Museum, Konya, Turki.
Jalaludin Rumi dikenal sebagai seorang penyair sufi yang lahir di kota Balk pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama Bahauddin Walad. Sedangkan ibunya berasal dari cendikia shaleh. Ia mampu berpandangan kedepan, seorang guru yang terkenal di Balkh. Di usia Rumi 3 tahun, seluruh keluarga Rumi meninggalkan kota Balkh melalui Khurasan dan Suriah hingga ke Provinsi Rum di Anatolia tengah bagian Turki karena terancam oleh serbuan dari kaum Mongol. Mereka menetap di Qonya, ibu kota provinsi Rum. Dalam pengungsiannya, keluarga Rumi sempat singgah di kota Nishapur yang tidak lain merupakan tempat kelahiran dari penyair dan ahli matematika Omar Khayyam. Di kota ini, Rumi bertemu dengan Attar yang meramalkan kalau Rumi kecil ini suatu saat akan masyur yang akan menyalakan api gairah Ketuhanan.
Baca juga : Syair Cinta Jalaludin Rumi
Pada Tahun 1244 Masehi, Jalaludin Rumi bertemu dengan seorang Syekh spiritual lainnya, Syamsuddin dari Kota Tabriz yang mengubahnya menjadi sempurna dalam hal ilmu tasawuf. Pada karya puisi yang Rumi, Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan adalah satu-satunya tujuan, tidak ada yang mampu menyamai.
Rumi memang bukan sekadar penyair, tetapi Rumi juga seorang tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya. Jalaludin Rumi dikenal mahsyur sebagai guru nomor satu pada bidang Thariqat Maulawiah, yaitu sebuah thariqat yang berpusat di Negara Turki dan berkembang di daerah sekitarnya. Thariqat Maulawiah pernah berpengaruh besar dalam lingkungan Istana Turki Utsmani dan kalangan seniman sekitar tahun l648. Sebagai seorang tokoh sufi, Rumi sangat menentang pendewaan akal dan indera dalam menentukan kebenaran yang hakiki. Pada zamannya, umat Islam memang sudah dilanda penyakit itu. Bagi mereka kebenaran itu dianggap benar apabila mampu digapai oleh indera dan akal. Dan segala sesuatu yang tidak mampu untuk diraba oleh indera dan akal manusia, dengan cepat mereka ingkari dan tidak diakui.
Menurut Rumi, pemikiran semacam itulah yang dapat melemahkan Iman kepada sesuatu yang ghaib. karena pengaruh pemikiran seperti pula, kepercayaan kepada segala hakekat yang tidak kasat mata yang diajarkan berbagai syariat dan beragam agama samawi bisa menjadi goyah. Rumi mengatakan bahwa orientasi kepada indera manusia dalam menetapkan segala hakekat keagamaan adalah gagasan yang dipelopori kelompok Mu’tazilah. Kelompok tersebut merupakan para budak yang tunduk patuh kepada panca indera mereka sendiri. Mereka menyangka dirinya termasuk Ahlussunnah. Padahal, sesungguhnya Ahlussunnah Waljamaah sama sekali tidak terikat kepada indera-indera, dan tidak mau pula memanjakannya.
Baca juga : Kisah Cinta Laila Majnun
Bagi Jalaludin Rumi, tidak layak meniadakan sesuatu hanya karena tidak pernah melihatnya sendiri dengan mata kepala sendiri atau belum pernah meraba dengan indera sendiri. Sesungguhnya, batin akan selalu tersembunyi di balik yang lahir, seperti faedah penyembuhan yang terkandung dalam obat. Padahal yang lahir itu akan menunjukkan adanya sesuatu yang tersimpan, yang tersembunyi di balik dirinya. Bukankah Anda mengenal obat yang bermanfaat? Bukankah kegunaannya tersembunyi di dalamnya?” tegas Rumi.
Begitulah kisah Rumi. Rumi memang dikenal sebagai orang yang cerdas pada masanya. Karya-karya yang dibuatnya juga sangat melegenda hingga saat ini. Karya yang dibuat Rumi masuk kedalam semua golongan usia, baik itu kaum muda ataupun kaum yang sudah berumur. Mungkin kamu cukup penasaran dengan syair-syair hasil karya dari Rumi. Berikut adalah beberapa syair-syair yang ditulis oleh Rumi. Salah satu contoh karya Jalaludin Rumi yang paling terkenal yaitu :
Jangan tanya apa agamaku. Aku bukan Yahudi, bukan zoroaster, bukan pula islam. Karena aku tahu, begitu satu nama saja kusebut, engkau akan memberikan arti yang lain dari pada makna yang hidup dalam hatiku.
Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.*Rumi
Jika kau memiliki hati, bertawaflah mengelilinginya.Secara spiritual, Ka’bah sejati adalah hati,bukan bangunan fisik dari batu dan tanah.Allah mewajibkan tawaf mengelilingi fisik Ka’bah untuk mencapai Ka’bah hati yang bersih dan murni.*Rumi
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh