Kisah Cinta Laila Majnun – Kisah Laila Majnun memang sangat terkenal karena memang kisah ini sangat insipratif. Lalu bagaimana kisah cinta Laila Majnun ? Berikut adalah kisah cinta dari Laila Majnun
Kisah Cinta Qais dan Laila
Banyak orang yang masih tidak mengerti kenapa Qais dipanggil Majnun. Majnun itu artinya “Gila”. Lalu kenapa Qais dipanggil dengan panggilan “Gila” ? apakah sobat sudah tahu ? Ya, Qais dipanggil Majnun karena cintanya yang begitu besar hingga membuatnya menjadi gila dengan Laila, maka itulah Qais dipanggil Majnun. Banyak kisah atau cerita tentang Laila dan Majnun. Kisah cinta mereka sampai saat ini masih menjadi inspirasi dan pesan kepada kita manusia yang masih hidup. Banyak hal-hal yang baik yang bisa kita ambil hikmahnya dari kisah mereka. Seperti misalnya jangan terlalu mencintai seseorang hingga kita lupa akan kehadiran Allah SWT sang Maha Pencipta dunia beserta seluruh isinya.
Laila Memecahkan Piring di Depan Qais
Dikisahkan disuatu desa tempat tinggal Laila ada sebuah rumah yang sedang mengadakan pesta. Pada saat itu Laila membantu dengan menyiapkan piring untuk makan para tamu, tidak terkecuali salah satu tamu itu adalah Qais. Proses makan para tamu sudah dimulai dengan cara mengantri. Qais pun ikut mengantri untuk mendapatkan makanan. Tiba saat giliran Qais mengambil makanan, Laila tidak memberikan makanan sedikitpun kepada Qais, tetapi Laila malah membanting piring hingga piring tersebut pecah. Melihat kejadian itu, keluarga Laila merasa senang, karena Laila sudah sadar bahwa mencintai Qais itu adalah sebuah kesalahan. Orang-orang yang ada di sekitar pun ikut senang dengan kejadian itu, termasuk Qais. Orang-orang terheran-heran melihat Qais ikut tersenyum dengan kejadian itu, padahal seharusnya Qais merasa malu karena diperlakukan seperti itu oleh Laila. Lalu orang-orang disekitar yang penasaran bertanya kepada Qais :
“Kenapa kau tidak marah pada Laila ? tapi malah engkau tetap tersenyum dengan kejadian ini ?”
Lalu Qais menjawab :
“Kenapa aku harus marah pada Laila ? kapan saya dipermalukan oleh Laila ? saya tidak merasa dipermalukan oleh Laila, kalian semua salah paham. Laila memecahkan piring itu bukan karena Laila marah padaku, tapi karena Laila ingin aku mengantri ulang, agar kami bisa bertemu dan saling memandang lebih lama, sehingga rindu kami bisa terobati”.
Begitulah cinta Qais kepada Laila yang membuatnya menjadi “Gila”. Cinta Qais kepada Laila sungguh tidak berujung. Dari sepenggal kisah itu, kita sudah bisa membayangkan bagaimana cintanya Qais kepada Laila. Lalu pesan apa yang bisa kita ambil dari kisah tersebut ?
Pesan yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah:
“Kalau Allah memberikan kita ujian, kesulitan atau lainnya, itu mungkin karena Allah ingin dekatnya lama dengan kita. Allah ingin berlama-lama dengan kita, karena sayangnya Allah kepada kita. Jika doa kita lama tidak dikabul-kabulkan, mungkin Allah suka dengan dan rindu mendengarkan suara kita terus. Jadi, jangan salah paham dulu. Makanya cintailah Allah, sayangi dan dekatilah Allah dengan rasa cinta, maka kamu tidak akan kecewa, tidak akan mengeluh, tidak akan putus asa, karena banyak rahasia dibalik skenario Allah”
Baca juga : Syair Nasehat Jalaludin Rumi
Jangan Sakiti Laila
Sedih akibat perpisahan panjang Majnun dengan Laila, penyakit pun menimpa kepada Majnun. Dokter pun datang untuk memberikan pengobatan, tetapi dokter kemudian berkata kepada orang-orang yang hadir :
“Tidak ada pilihan selain operasi pembedahan”
kemudian, dokter ahli dipanggil untuk mengobati luka Majnun, kemudian dia membalut lengannya dan juga mengeluarkan pisau bedah yang dimilikinya untuk mulai melakukan proses pembedahan, namun majnun yang sangat dimabuk cinta mengatakan :
“Ambil bayaranmu dan lupakan urusan pembedahan !
Jika aku nanti mati, biarkanlah jasad usangku ini masuk ke liang ahad !”
Dengan heran dokter bertanya :
“Mengapa ? Mengapa kau begitu takut dengan operasi ini ? Padahal kau tak pernah takut pada singa dihutan ?”
Majnun menjawab :
“Aku tidak takut pada pisau bedah. Semua orang tahu bahwa kesabaran dan ketangguhanku melebihi gunung batu. Aku tidak takut terhadap apa pun dan bahkan tidak punya gubuk jerami di dunia ini. Aku pengembara dan tubuhku tidak tenang tanpa hempasan. Aku seorang pecinta dan luka-luka bagai obat bagi cintaku. Ini sebabnya aku tidak takut terluka. Namun seluruh keberadaanku terisi dengan Laila. Badanku adalah cangkang berisikan Mutiara itu. Yang aku takutkan oh dokter, jika kau membedahku, kau akan melukai Laila dengan pisau bedahmu. Sungguh, hamba Allah yang hatinya tercerahkan tahu, tidak ada perbedaan antar Aku dan Laila”
Dalam Matsnawi :
“Jika di dunia tidak pernah ada cinta, lalu berasal dari manakah dunia ini ? Bagaimana bisa roti membiarkanmu memakannya, melepaskan dirinya di dalam tubuhmu, dan mejadi dirimu ? Ketahuilah bahwa karena cinta, roti menyerahkan dirinya padamu dan menjadi engkau dengan menghilang di dalam dirimu.
Cinta itu memberi hidup, bahkan kepada roti yang tak bernyawa sekalipun. Cinta menambahkan kehidupan makhluk-makhluk fana ke dalam hidupmu dan menjadikannya abadi.
Ketahuilah bagaimana malangnya orang yang hatinya hampa akan cinta dan kasih ilahi. Dia barangkali lebih rendah dari binatang. Bahkan anjing Ashabul Kahfi pun mencari orang-orang yang mencintainya. Anjing itu menemukan mereka dan ia pun mendapatkan kebahagiaan spiritual. Pada akhirnya si anjing mendapatkan surga dengan jalan meleburkan diri bersama hamba-hamba Allah yang istimewa”
dari kisah tersebut, pesan apa yang bisa kita ambil ? pesan yang bisa kita ambil adalah :
“Ketika orang sudah sangat mencintai antara yang mencintai dan dicintai, sudah tidak terbedakan lagi. Jadi kalau Laila yang disakiti, Majnun yang sakit. Kalau Majnun yang disakiti, Laila yang sakit. Jadi ketika Majnun dibedah, yang di khawatirkan oleh Majnun adalah sakitnya Laila. Kenapa ? karena kalau Laila tahu Majnun dibedah, Laila yang sakit. Itu yang di khawatirkan oleh Majnun. Kalau orang yang kamu cintai sedang disakiti, pasti kita tidak terima bukan ? Itulah yang tidak diinginkan oleh Majnun. Makanya jangan dibedah, karena disetiap aliran darahku ada Laila, jadi kalau aku disakiti, Laila juga sakit”
Baca juga : Biografi Jalaludin Rumi
Engkau bukanlah yang Mencintai
Suatu ketika ada seorang Khalifah yang mendengar kisah Laila Majnun yang sangat mahsyur pada waktu itu. Khalifah ini penasaran dengan kisah cinta mereka, hingga akhirnya dia mencari dan menjumpai Laila. Namun ketika Khalifah ini bertemu dengan Laila, dia kaget karena ternyata Laila tidak cantik. Dia hanya wanita biasa saja. Banyak yang lebih cantik dari Laila. Bahkan dia berkata kalau dayangku yang paling jelek saja ternyata lebih cantik darimu. Khalifah bertanya kepada Laila :
“Apa yang membuat Majnun menjadi tergila-gila dengan dirimu ? padahal engkau wanita biasa saja ?”
Lalu Laila menjawab :
“Diamlah, yang dia (Majnun) lihat tidak terlihat olehmu karena kamu bukan Majnun. Kamu tidak tahu karena kamu bukan yang mencintaiku. Hanya yang mencintai yang tahu keindahan yang dicintai”
Pesan dari kisah ini adalah :
Begitulah cinta, orang tidak akan melihat kecantikan dan keindahan orang yang tidak dia cintai. Maka jangan heran jika ada sepasang orang yang saling mencintai mereka berbeda kasta, fisik atau yang lainnya. Karena kita tidak mencintainya, maka kita tidak melihat keindahan pada dirinya.
Baca Juga : Syair Cinta Jalaludin Rumi
Bagaimana sobat kuliah ? sangat menyentuh bukan kisah cinta antara Laila dan Majnun ?. Mungkin kisah ini bisa kamu ceritakan kepada anak, siswa, mahasiswa atau teman kamu. Karena kisah ini sangat inspiratif dan memiliki pesan yang baik pula bagi pembacanya. Demikianlah artikel Kisah Cinta Laila Majnun yang bisa saya share. Semoga postingan ini bermanfaat.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh