Webkuliah – Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII – Pada artikel kali ini saya akan berbagi kepada teman-teman sekalian Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII pada BAB 1 yaitu Perencanaan Produksi Massal.
Pada materi yang saya share ini membahas KD 3.10 Menganalisis Perencanaan Produksi Massa dan KD 4.10 Membuat Perencanaan Produksi Massal. Materi yang saya share ini merupakan buku terbitan dari PT. Pustaka Mulia yang ditulis oleh Ida Ayu made Ratih Widiastuti, S.E. dan Karmi, S.Pd, S.Akt pada tahun 2019 di kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Utara. Untuk teman-teman yang ingin menggunakan materi ini silahkan bisa download materi secara gratis di akhir artikel.
Baca Juga : Contoh Soal AKM Literasi Lengkap
Baca Juga : Materi Pemrograman Dasar Kelas 10
NO | Kompetensi Dasar |
---|---|
1 | 3.10. Menganalisis Perencanaan Produksi |
2 | 4.10 Membuat perencanaan Produksi Massal |
BAB 1. PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL
A. PENGERTIAN PRODUKSI MASSAL
Secara umum, yang dimaksud dengan perencanaan proses produksi adalah perencanaan sekumpulan aktivitas produksi yang akan berlangsung mulai dari input, pemrosesan, sampai menghasilkan produk (output). Produksi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan produk.
Jenis produksi jika dilihat dari segi lapangan usaha meliputi produksi ekQraktif, agraris, industri, perdagangan, transportasi, dan jasa. Adapun jenis produksi berdasarkan sifatnya meliputi produksi massal dan satuan.
1. Jenis Produksi Berdasarkan Lapangan Usaha
Jenis produksi berdasarkan lapangan usaha adalah sebagai berikut.
a. Produksi Ekstraktif
Ekétraktif adalah lapangan usaha produksi yang kegiatannya mengumpulkan, menggali, dan mengambil barang-barang yang sudah disediakan oleh alam. Contoh: menangkap ikan di laut, pertambangan, dan penggalian.
b. Produksi Agraris
Agraris adalah lapangan usaha produksi yang kegiatannya mengolah alam atau memanfaatkan tanah agar dapat menghasilkan dan memperbanyak barang. Contoh: pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
c. Produksi Industri
Industri adalah lapangan usaha yang kegiatannya mengolah bahan mentah dan bahan penolong untuk dapat menghasilkan barang jadi atau barang setengah jadi. Contoh: industri pakaian, industri makanan, industri kosmetika, industri tekstil, dan industri semen.
d. Produksi Perdagangan
Perdagangan adalah lapangan usaha yang kegiatannya sebagai perantara pemindahan hak milik barang dari produsen ke konsumen dengan cara memperjualbelikannya yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Contohnya: disributor, dealer, grosir, pedagang (toko/keliling).
e. Produksi Pengangkutan/Transportasi
Pengangkutan adalah lapangan usaha yang kegiatannya memperpendek jarak antara produsen dan konsumen melalui pemindahan barang dari satu tempat ke tempat Iain. Contoh: perusahaan pengangkutan barang melalui darat, laut, dan udara.
f. Produksi Jasa
Jasa adalah lapangan usaha yang kegiatannya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Contoh: dokter, guru, bank, psikolog, dan perbengkelan.
2. Jenis Produksi Berdasarkan Sifatnya
Jenis produksi berdasarkan sifatnya adalah sebagai berikut.
a. Produksi Massal
Produksi massal adalah produksi yang dibuat untuk kepentingan massa atau umum dan dibuat secara massal dalam jumlah banyak, misalnya produksi rokok, sabun, kendaraan, dan minuman. Produksi massal juga dikenal dengan produksi massa berseri, misalnya televisi dengan berbagai ukuran layar. Produksi massal, yang juga dikenal sebagai aliran produksi atau produksi terus-menerus, merupakan siåem produksi dalam skala besar dari produk.
Produksi massal adalah metode memproduksi barang dalam jumlah Yang besar dengan biaya rendah per unitnya. Harga yang rendah tidaklah menununjukkan kualitas yang rendah. Pasalnya, produksi barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh intełrhangeable parts yang dapat di_ gunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Konsep produksi massal bisa diterapkan untuk berbagai jenis produk. Bisa untuk produk seperti makanan, bahan bakar, bahan kimia, dan tam_ bang mineral. Bisa juga untuk produk seperti peralatan rumah tangga dan perakitan mobil.
b. Produksi Satuan
Produksi satuan adalah produksi yang dibuat berdasarkan pesanan dengan tujuan untuk melayani kepentingan perorangan atau pesanan yang dibuat dengan jumlah terbatas. Produksi ini juga dikenal dengan produksi berseri dengan berbagai ukuran.
B. KARAKTERISTIK PRODUKSI MASSAL
Produksi massal memiliki beberapa ciri utama. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
- Produk dihasilkan dalam jumlah besar (produksi besar-besaran).
- Tujuan produksi adalah untuk menguasai pasar.
- Produk dijual di pasar bebas (free market),
- Variasi produk kecil.
- Harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu (lead time).
- Standardisasi urutan produk dan proses.
- Memiliki mesin khusus dengan kapasitas produksi yang lebih tinggi.
- Mempersingkat waktu siklus produksi.
- Lebih rendah dalam persediaan proses.
- Aliran material, komponen, dan suku cadang yang terus-menerus.
- Perencanaan produksi dan kontrol mudah.
- Penanganan material dapat sepenuhnya otomatis.
1. Keuntungan Produksi Massal
Produksi massal memiliki beberapa keuntungan. Adapun keuntungan dari produksi massal itu adalah sebagai berikut.
- Tingkat prodüksi tinggi dengan mengurangi waktu siklus.
- Proses inventarisasi mudah.
- Biaya manufaktur per unit rendah.
Produk yang diproduksi secara massal dirakit pada tingkat yang lebih cepat karena peningkatan otomatisasi dan efisiensi. Hal ini dibantu dengan diÂribusİ yang cepat dan pemasaran prodük dengan potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif, yang seringkali menghasilkan keuntungan lebih tinggi. Misalnya, McDonald’s memiliki keunggulan kompetitif karena kecepatan menghasilkan makanan untuk pelanggan yang sadar waktu.
2. Keterbatasan Prodüksi Massal
Sayangnya produksi massal mempunyai keterbatasan. Keterbatasan produksi massal meliputi hal-hal berikut ini.
- Penghentian satu meşin akan menghentikan jalur produksi keseluruhan.
- Tata letak garis membutuhkan perubahan besar dengan perubahan dalam desain produk.
- Tingginya invesasi pada fasilitas produksi.
Produksi massal dapat mengakibatkan sumber daya yang terbuang sia-sia. Membentuk jalur perakitan otomatis biasanya padat modal. Jika ada kesalahan desain prodüksi, biaya yang besar mungkin diperlukan untuk mendesain ulang dan membangun kembali proses produksi massal. Selain itu, jika satu area produksi massal terganggu, seluruh proses produksi mungkin akan terpengaruh.
Karyawan yang merupakan bagian dari jalur produksi massal mungkin kurang memiliki motivasi, karena tugas berulang dan sering membosankan. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya semangat kerja karyawan dan tingkat pergantian karyawan yang meningkat. Produksi massal dapat menahan fleksibilitas sehingga proses prodüksi bisa menjadi rumit dan mahal.
C. PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL
Kegiatan/proses prodüksi akan didahului dengan membuat rencana prodük dan rencana prodüksinya. Terkait dengan hal ini, ada persoalan mendasar yang harus dijawab.
- What. Apa operasi-operasi yang sebenarnya diperlukan? Dapatkah beberapa operasi dihilangkan, dikombinasikan, atau disederhanakan? Apakah produk harus dirancang kembali untuk memudahkan produksi?
- Who. Siapa Yang akan melaksanakan masing-masing operasi? Apakah semua karyawan atau hanya beberapa karyawan tertentu saja? Dapatkah operasi-operasi dikombinasikan untuk memperluas pekerjaan dan meningkatkan produktivitas?
- Where. Di mana masing-masing operasi dilaksanakan? Apakah pekerjaan hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat tertentu atau dapat dilakukan di tempattempat lain? Dapatkah layout fasilitas diperbaiki untuk mengurangi jarak angkut?
- When. Kapan setiap operasi dilaksanakan? Apakah ada penundaan atau kelambatan yang berlebihan? Adakah operasi yang menciptakan kemacetan?
- How. Bagaimana operasi akan dilakukan? Metode-metode atau peralatan apa yang akan digunakan?
Perencanaan produk bersifat lebih luas dari perencanaan produksi. Perencanaan produk bersifat jangka panjang dan umum, sedangkan perencanaan produksi bersifat taktis dan jangka pendek.
Perusahaan baru memiliki perencanaan produk dan perencanaan produksi yang berbeda dengan perusahaan lama. Perusahaanbarubelum memiliki banyakpengalaman mengenai produk/jasa yang dihasilkan. Sukses tidaknya seorang pengusaha dalam kegiatan produksi sangat bergantung pada pemahamannya mengenai pengendalian produksi mulai dari perencanaan produksi (praproduksi), proses produksi, hingga kegiatan produksi selesai (pascaproduksi).
Proses pengambilan keputusan pengendalian produksi dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Aspek Bentuk Produk yang Akan Dibuat (What)
Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat memilih salah satu dari dua cara berikut.
a. Market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan «membuat apa yang dapat dijual». Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan permintaan pasar. Dengan kata lain, cara ini dilandasi filosofi untuk ”memenuhi kebutuhan masyarakat”. Contoh: perusahaan A melakukan riset pasar untuk mengetahui produk yang diminta oleh masyarakat. Produk X ternyata adalah produk yang diminta banyak konsumen dan belum ada perusahaan yang dapat memenuhi seluruh permintaan pasar. Oleh karena itu, perusahaan A memutuskan untuk memproduksi produk X tersebut, walaupun perusahaan harus menyesuaikan teknologi yang dimiliki dan dikuasainya agar dapat menghasilkan produk X.
b. Technology-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan “menjual apa yang dapat dibuat”. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan kata lain, cara ini dilandasi filosofi untuk “menciptakan kebutuhan masyarakat”. Contoh, perusahaan T memiliki sumber daya yang menguasai teknologi produksi pengolahan limbah plaSlik menjadi berbagai pot bunga plastik. Perusahaan T memproduksi berbagai macam pot bunga plastik tanpa mempertimbangkan bagaimana permintaan pasar terhadap produk tersebut.
2. Aspek Volume Produk (How)
Aspek ini berhubungan denganjumlah produk yang akan dihasilkan/diproduksi. Pada umumnya dikenal dua cara atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi.
1. Teknik Nonstatistika atau Teknik Pertimbangan
Teknik nonstatistika adalah penentuan volume atau jumlah produk yang harus dibuat dan dijual dengan didasarkan atas pendapat/pertimbangan seseorang atau sekelompok orang, baik manajemen perusahaan maupun dari luar perusahaan. Adapun teknik yang banyak digunakan adalah sebagai berikut.
1). Pertimbangan tenaga penjual. Tenaga penjual merupakan pihak yang paling mengetahui kondisi pasar dan permintaan konsumen. Merupakan tindakan yang tepat jika kita meminta informasi kepada tenaga penjual dalam menentukan volume produksi, Misalnya, A adalah tenaga penjual perusahaan B. la menginformasikan bahwa saat ini dan untuk beberapa waktu ke depan permintaan konsumen atas produk perusahaan B banyak dan bahkan akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya perusahaan pesaing yang mampu memenuhi permintaan pasar. Atas dasar informasi ini, perusahaan akan memproduksi setidaknya sama dengan jumlah produksi yang lalu atau dapat menambah jumlah produksi.
2). Pertimbangan eksekutif. Pihak eksekutif bertugas mengatur jalannya perusahaan. Pihak eksekutif memiliki wawasan luas, termasuk tentang kondisi pasar atau permintaan masyarakat. Oleh karena itu, pertimbangan dari pihak eksekutif perusahaan patut dipertimbangkan. Dengan wawasan yang dimilikinya, pihak eksekutif membuat perkiraan jumlah prodük yang akan dihasilkan.
3). Pertimbangan tenaga ahli. Tenaga ahli memiliki tugas membuat perkiraan mengenai jumlah prodük yang akan diproduksi. Tenaga ahli akan melakukan berbagai hal, misalnya melakukan survei ke konsumen atau pasar serta mencatat fluktuasi penjualan. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dijadikan pedoman untuk menentukan jumlah prodüksi.
b. Teknik Statistika atau Teknik Analisis Kuantitatif
Teknik statistika adalah penentuan volume produksi berdasarkan analisis kuantitatif terhadap data-data masa lalü dan proyeksi masa yang akan datang dengan menggunakan rumus-rumus Statiâika tertentu. Biasanya perusahaan menggunakan rumus regresi matematik. Teknik ini membutuhkan data-data kuantitatif mengenai prodüksi dan penjualan sebelumnya untuk dapat membuat perkiraan bagi prodüksi dan penjualan yang akan datang.
3. Aspek Kombinasi Produk
Aspek ini berhubungan dengan masalah jumlah prodük yang akan diproduksi untuk setiap jenisnya. Suatu perusahaan mungkin saja memproduksi lebih dari satu jenis produk. Misalnya, prodük F dan G. Karena sumber daya yang dimiliki perusahaan terbatas, maka wirausaha harus menentukan kombinasi prodüksi yang tepat: berapa jumlah F yang diproduksi dan berapa jumlah G yang akan diproduksi.
Untuk menjawab kombinasi yang tepat tersebut biasanya menggunakan teknik tinier programming. Misalnya, «dunia usaha» akan memproduksi sepatu anak (A) dan sepatu dewasa (D). Kedua macam barang tersebut menggunakan sumber/ faktor prodüksi yang sama, baik bahan baku maupun tenaga kerj a. Memproduksi satu unit sepatu anak tentü memerlukan bahan baku dan tenaga kerja yang lebih sedikit dibanding dengan sepatu dewasa. Masing-masing sepatu memberi keuntungan yang berbeda.
Mobil AMMDes adalah mobil rakitan yang memiliki dimensi panjang 358 cm, lebar 137 cm, dan tinggi 190 cm. AMMDes memiliki berat mencapai 800 kg, dengan daya angkut maksimum 700 kg pada jalan mendatar dan 500 kg pada jalan mendaki. Kapasitas tempat duduk hanya mampu menampung dua orang di ruang kokpit.
Mobil AMMDes merupakan kendaraan multiguna yang bisa difungsikan sebagai alat transportasi dan pengangkut. Mobil ini bisa dipadukan dengan berbagai alat pengolahan pascapanen, genset untuk penerangan, dan pompa air untuk mendukung irigasi di pedesaan.
Permintaan terhadap AMMDes cukup banyak, termasuk dari Timor Leste. Pasalnya, di negara tetangga tersebut keberadaan kendaraan untuk mengakut kopi ataupun hasil pertanian lainya masih sangat kurang. Inilah yang menjadi peluang bagi AMMDes untuk menembus pasar tersebut.
Produksi massal mobil AMMDes diperkirakan sudah dapat direalisasikan pada pertengahan Januari 2019. Sukiyat yang juga Komisaris Utama PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) mengatakan bahwa untuk tahap awal akan diproduksi sebanyak 15 ribu unit, yang akan dipasarkan dengan harga Rp 70 juta per unit. (sumber: https://www.validnews.id).
Baca Juga : Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XI
Baca Juga : Materi Produk Kreatif dan Kewirausahaan HaKI Kelas XI
Baca Juga : Kumpulan Soal TKJ dan RPL Kelas X, XI dan XII Lengkap
Nah itulah materi pada BAB 1 yang ada pada buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan Kelas XII yang bisa kamu baca dan pelajari. Jika teman-teman ingin mendownload file PDF nya silahkan download pada link yang sudah saya sediakan dibawah ini :