Faktor Penyebab Resesi – Pada akhir tahun 2019 semua orang berharap tahun 2020 akan menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Semua orang berdoa agar kehidupan mereka yang sulit di tahun 2019 menjadi lebih baik di tahun 2020. Tapi kenyataan berkata lain, di awal tahun 2020 sebuah virus datang mengguncang dunia. Virus itu bernama Virus Corona. Virus ini pertama ditemukan di Negara China tepatnya di Kota Wuhan. Banyak pro dan kontra terkait asal muasal penyebab munculnya virus ini. Mulai dari warga Wuhan yang gemar memakan makanan yang ekstrem, bocornya lab virus di kota Wuhan, dll. Pada awal virus ini muncul, seluruh negara mengevakuasi warga mereka yang berada di Wuhan, tidak terkecuali Negara Indonesia juga memulangkan warga yang berada di Wuhan demi mencegah masuknya virus corona ke Indonesia. Namun fakta dilapangan berkata lain, virus ini sudah masuk ke Indonesia hingga saat ini sudah banyak korban akibat virus ini. Berbagai negara melakukan banyak cara demi memutus rantai virus corona ini, mulai dari membuat vaksin, menjaga pola hidup bersih, menggunakan hand sinitizer hingga lock down.
Virus corona yang terus menerus menerjang berbagai negara membuat perekonomian menjadi menurun. Banyak perusahaan menjadi bangkrut akibat dari penurunan perekonomian di berbagai negara. Dampaknya juga terjadi pada pekerjaan. Banyak karyawan yang di PHK hingga start up menjadi hancur. Banyak negara sudah menjadi “korban” resesi, yaitu Brazil, Germany, Singapore, Korea Selatan, Jepang, Prancis, Amerika, Italia, Hongking, Filipina. Lalu apa itu resesi ? apa dampaknya terhadap negara ? Berikut penjelasannya.
Pengertian Resesi
Resesi adalah penurunan yang sangat signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya pada suatu negara. Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan ekonomi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (biasanya akibat depresi parah, atau akibat hiperinflasi) disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse). Kolumnis Sidney J. Harris membedakan istilah-istilah resesi dengan cara ini:
“Sebuah resesi adalah ketika tetanggamu kehilangan pekerjaan”
“Depresi adalah ketika kamu yang kehilangan pekerjaan”
Faktor Penyebab Resesi Di Tahun 2020
- Ketidakstabilan Ekonomi yang Tiba-Tiba Terjadi
Ketidakstabilan ekonomi adalah masalah yang sangat serius yang datang tiba-tiba terkait keuangan negara. Contohnya pada 1970-an ketika OPEC memutus pasokan minyak tanpa peringatan. Wabah virus corona juga mematikan perekonomian di seluruh dunia.
- Utang yang Berlebihan
Negara mempunyai hutang adalah hal yang wajar demi pembangunan di negara tersebut. Namun apa jadinya jika perekonomian merosot hingga tidak mampu membayar hutang ?. Hal itulah yang menjadikan salah satu alasan suatu negara bisa resesi. Di tahun 2020 merosotnya perekonomian disebabkan oleh virus corona.
- Banyaknya Terjadi Inflasi
Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring berjalannya waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi jika inflasi terjadi secara berlebihan, maka itu adalah fenomena yang berbahaya. Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi.
- Terlalu Banyak Deflasi
Walaupun inflasi yang tidak terkendali dapat menciptakan resesi, deflasi bisa menjadi lebih buruk. Deflasi adalah ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi tidak terkendali, orang dan bisnis berhenti belanja, yang merongrong perekonomian. Hal inilah yang terjadi saat ini akibat dari virus corona. Virus corona benar-benar menghantam perekonomian dunia.
Dampak Resesi
Ketika investasi anjlok saat resesi, maka secara otomatis akan menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan yang membuat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) naik signifikan. Produksi atas kebutuhan akan barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor. Efek tersebut bisa berupa macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan atau sebaliknya terjadi deflasi. Juga, neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Dalam skala riil dampaknya yaitu :
- Perekonomian Negara minus
- Investasi menurun
- Banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan
- Daya beli melemah
- Meningkatnya jumlah putus sekolah
- Banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar
- Berkurangnya Lapangan Pekerjaan
- Terjadinya PHK (Pemutusan Hak Kerja) secara masal
- Meningkatnya kejahatan
- Meningkatkan stres
- Dll
Apakah Indonesia Akan Resesi ?
Sama halnya dengan kebanyakan negara lain, Indonesia juga bisa menyusul ke daftar negara yang akan resesi akibat dari virus corona ini. Hal itu terlihat dari ekonomi di kuartal II-2020 terkontraksi -5,32%, hal ini membuat Indonesia berpotensi jatuh ke jurang resesi jika di kuartal III-2020 ekonomi kembali minus.
Dilansir dari detik.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengibarkan bendera putih sebelum kuartal III-2020 ini berakhir. Sri Mulyani masih yakin ekonomi RI masih bisa tumbuh di periode Juli-September 2020. “Jangan menyerah dulu, kan masih ada 1 setengah bulan, jadi kita upayakan,” ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/8/2020). Artinya harapan kita tentu ada di kuartal III ini. Jika kuartal III ini juga masih terjadi minus yg besar, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan menyusul negara lain yang sudah dahulu resesi. Tentu kita berharap ekonomi kita tidak minus hingga double digit.
Kunci Penyelamat Resesi Bagi Indonesia
Menurut Sri Mulyani, ada 2 faktor utama yang menjadi kunci sukses agar Indonesia terhindar dari resesi yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi.
Untuk mendorong laju konsumsi rumah tangga, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah akan mempercepat penyerapan belanja pemerintah. Beliau mengaku akselerasi penyerapan belanja pemerintah juga akan berdampak pada perekonomian di kuartal III-2020.
“Pemerintah akan terus memonitor dan meningkatkan kinerja dari belanja, terutama yang berhubungan dengan pemulihan ekonomi sehingga trend untuk pemulihan ekonomi bulan Juli bisa semakin distabilkan dan dibuat jauh lebih bertahan dan positif, sehingga kita benar-benar bisa memulihkan ekonomi pada Kuartal ke III dan selanjutnya,”.
Nah, itulah penjelasan tentang faktor penyebab resesi. Harapan kita tentu di tahun 2020 virus corona bisa selesai dan perekonomian kita kembali pulih seperti semula. Tidak terkecuali juga menjadikan kegiatan sehari-hari kita normal kembali tanpa adanya virus corona.